Rabu, 24 November 2010

Kebutuhan teknologi masa depan

Kebutuhan masa depan
1. Transfer Teknologi
Negara berkembang seperti Indonesia umumnya masih relatif miskin akan
teknologi hasil pengembangan sendiri kebanyakan teknologi yang beroperasi atau
dipakai di masyarakat adalah hasil import dari bangsa lain. Dari perspektif
masyarakat yang mengadopsi teknologi, asing transfer teknologi berdampak pada 3
macam proses sosial yang berbeda satu sama lain: (1) transfer inovasi teknologi
(Transfer of Technology), (2) mengoperasikan teknologi (Operation Technology), (3)
mengonsumsi teknologi (Consuming Technology). Transfer teknologi diharapkan
menginduksi kemampuan produksi teknologi semacam serta memelihara
(maintenance) teknologi secara domestik.
Di bidang kesehatan kedokteran uji coba dapat dimulai dari tingkatan laboratorium,
percobaan pada hewan, uji klinis terbatas, uji klinis kendali acak, dan pemanfaatan di
masyarakat luas. Bilamana dalam proses trial dan error dijumpai kegagalan kita harus
maju terus pantang mundur walaupun perbaikannya memerlukan beberapa tahun
tentu saja dengan resiko menghabiskan sumberdaya keuangan dan sumber-sumber
lain yang lebih banyak. Kita harus siap menghadapi kegagalan dan siap belajar dari
kegagalan tanpa mengambil resiko kegagalan kita tidak akan pernah menemukan
yang lebih baik untuk membuat produk, proses dan material yang lebih bermanfaat
bagi upaya peningkatan derajat bangsa kita.
2. Teknologi Tepat Guna
Teknologi kesehatan tepat guna sering disalahartikan sebagai teknologi yang
memandang bahwa peralatannya harus sederhana. Menurut Organisasi Kesehatan
Sedunia WHO (1984). Teknologi kesehatan tepat guna atau appropriate health
technology adalah metoda-metoda, prosedur-prosedur, teknik-teknik, dan peralatan
yang secara ilmiah sah sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan lokal dan dapat diterima
oleh yang memakainya dan dapat dipelihara dan dimanfaatkan dengan sumbersumber
masyarakat atau negara dapat menyediakan. Hambatan-hambatan terhadap
teknologi kesehatan tepat guna menurut Malkin, 2008, (1) penyebaran teknologi
kesehatan tidak jelas organisasinya, (2) Produksi alat kesehatan lokal masih sedikit
jumlahnya, (3) pengguna kurang familiar dengan peralatan yang baru, kurangnya
pelatihan untuk menggunakan alat-alat baru. Untuk menentukan apakah teknologi
tersebut memenuhi syarat atau tidak Centers for Medical care and medical Services
(CMS) menetapkan kriteria sebagai berikut (Clyde et al 2008): (1) teknologi
memberikan pilihan terapi bagi populasi pasien yang tidak merespon atau tidak
memenuhi syarat dengan terapi yang tersedia saat ini. (2) teknologi memberikan
kemampuannya untuk mendiagnosis kondisi pasien yang sebelumnya tidak terdeteksi
dengan metode yang tersedia saat ini atau mampu mendiagnose kondisi medis pasien
10
lebih dini. Harus ada bukti juga bahwa penggunaan alat tersebut mempengaruhi
manajemen pasien, (3) penggunaan teknologi baru secara bermakna memperbaiki
hasil (outcome klinis) bagi pasien jika dibandingkan dengan teknologi yang tersedia
saat ini. Hasil atau outcome yang sering dievaluasi dalam penelitian alat-alat medis
adalah tentang kemampuannya, menurunkan angka mortalitas, komplikasi yang
terkait dengan pemakaian alat, menurunkan jumlah lama hari rawat di rumah sakit
(length of stay), dapat mempercepat proses penyembuhan penyakit, mengurangi
waktu pemulihan.
Masih banyak kendala pengembangan teknologi kesehatan di negara
berkembang, oleh karena itu pilihan yang rasional adalah teknologi kesehatan tepat
guna dengan langkah-langkah sebagai berikut : (1) mengenali kebutuhan teknologi di
masyarakat dengan melakukan riset pasar di rumah sakit pemerintah maupun swasta
dan sektor-sektor upaya pelayanan kesehatan yang lain untuk memperoleh gambaran
yang nyata tentang teknologi kesehatan apa saja yang diperlukan saat ini, (2)
pemahaman dan perumusan masalah teknologi dengan membuat perencanaanperancanaan
dan mengembangkan desainnya, (3) mengupayakan pemecahan
masalah. Dalam upaya pemecahan masalah dibuat suatu model atau prototip. Model
adalah citra bayangan mengenai kenyataan yang tergantung dari obyek atau proses
yang digambarkan serta tujuan penggunaannya, (4) perencanaan dan evaluasi
alternatif-alternatif, (5) memilih alternatif yang sesuai dengan kebutuhan, (6)
membuat produk atau proses teknologi diikuti dengan difusi dan distribusinya.
Dalam megembangkan rancang bangun atau desain perlu kolaborasi diantara
lembaga-lembaga riset, universitas, grup-grup di universitas, fakultas kedokteran,
pemerintah (Departemen Kesehatan) dan kalangan pengusaha atau industri.
Beberapa contoh teknologi tepat guna
(1)Kebutuhan masa depan1. Transfer TeknologiNegara berkembang seperti Indonesia umumnya masih relatif miskin akanteknologi hasil pengembangan sendiri kebanyakan teknologi yang beroperasi ataudipakai di masyarakat adalah hasil import dari bangsa lain. Dari perspektifmasyarakat yang mengadopsi teknologi, asing transfer teknologi berdampak pada 3macam proses sosial yang berbeda satu sama lain: (1) transfer inovasi teknologi(Transfer of Technology), (2) mengoperasikan teknologi (Operation Technology), (3)mengonsumsi teknologi (Consuming Technology). Transfer teknologi diharapkanmenginduksi kemampuan produksi teknologi semacam serta memelihara(maintenance) teknologi secara domestik.Di bidang kesehatan kedokteran uji coba dapat dimulai dari tingkatan laboratorium,percobaan pada hewan, uji klinis terbatas, uji klinis kendali acak, dan pemanfaatan dimasyarakat luas. Bilamana dalam proses trial dan error dijumpai kegagalan kita harusmaju terus pantang mundur walaupun perbaikannya memerlukan beberapa tahuntentu saja dengan resiko menghabiskan sumberdaya keuangan dan sumber-sumberlain yang lebih banyak. Kita harus siap menghadapi kegagalan dan siap belajar darikegagalan tanpa mengambil resiko kegagalan kita tidak akan pernah menemukanyang lebih baik untuk membuat produk, proses dan material yang lebih bermanfaatbagi upaya peningkatan derajat bangsa kita.2. Teknologi Tepat GunaTeknologi kesehatan tepat guna sering disalahartikan sebagai teknologi yangmemandang bahwa peralatannya harus sederhana. Menurut Organisasi KesehatanSedunia WHO (1984). Teknologi kesehatan tepat guna atau appropriate healthtechnology adalah metoda-metoda, prosedur-prosedur, teknik-teknik, dan peralatanyang secara ilmiah sah sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan lokal dan dapat diterimaoleh yang memakainya dan dapat dipelihara dan dimanfaatkan dengan sumbersumbermasyarakat atau negara dapat menyediakan. Hambatan-hambatan terhadapteknologi kesehatan tepat guna menurut Malkin, 2008, (1) penyebaran teknologikesehatan tidak jelas organisasinya, (2) Produksi alat kesehatan lokal masih sedikitjumlahnya, (3) pengguna kurang familiar dengan peralatan yang baru, kurangnyapelatihan untuk menggunakan alat-alat baru. Untuk menentukan apakah teknologitersebut memenuhi syarat atau tidak Centers for Medical care and medical Services(CMS) menetapkan kriteria sebagai berikut (Clyde et al 2008): (1) teknologimemberikan pilihan terapi bagi populasi pasien yang tidak merespon atau tidakmemenuhi syarat dengan terapi yang tersedia saat ini. (2) teknologi memberikankemampuannya untuk mendiagnosis kondisi pasien yang sebelumnya tidak terdeteksidengan metode yang tersedia saat ini atau mampu mendiagnose kondisi medis pasien10lebih dini. Harus ada bukti juga bahwa penggunaan alat tersebut mempengaruhimanajemen pasien, (3) penggunaan teknologi baru secara bermakna memperbaikihasil (outcome klinis) bagi pasien jika dibandingkan dengan teknologi yang tersediasaat ini. Hasil atau outcome yang sering dievaluasi dalam penelitian alat-alat medisadalah tentang kemampuannya, menurunkan angka mortalitas, komplikasi yangterkait dengan pemakaian alat, menurunkan jumlah lama hari rawat di rumah sakit(length of stay), dapat mempercepat proses penyembuhan penyakit, mengurangiwaktu pemulihan.Masih banyak kendala pengembangan teknologi kesehatan di negaraberkembang, oleh karena itu pilihan yang rasional adalah teknologi kesehatan tepatguna dengan langkah-langkah sebagai berikut : 
(1) mengenali kebutuhan teknologi dimasyarakat dengan melakukan riset pasar di rumah sakit pemerintah maupun swastadan sektor-sektor upaya pelayanan kesehatan yang lain untuk memperoleh gambaranyang nyata tentang teknologi kesehatan apa saja yang diperlukan saat ini,
(2)pemahaman dan perumusan masalah teknologi dengan membuat perencanaanperancanaandan mengembangkan desainnya,
(3) mengupayakan pemecahanmasalah. Dalam upaya pemecahan masalah dibuat suatu model atau prototip. Modeladalah citra bayangan mengenai kenyataan yang tergantung dari obyek atau prosesyang digambarkan serta tujuan penggunaannya,
(4) perencanaan dan evaluasialternatif-alternatif,
(5) memilih alternatif yang sesuai dengan kebutuhan,
(6)membuat produk atau proses teknologi diikuti dengan difusi dan distribusinya.Dalam megembangkan rancang bangun atau desain perlu kolaborasi diantaralembaga-lembaga riset, universitas, grup-grup di universitas, fakultas kedokteran,pemerintah (Departemen Kesehatan) dan kalangan pengusaha atau industri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar